BAB II
PEMBAHASAN
1.
Ilmu Komunikasi
A.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah salah
satu fungsi dasar dari kantor dan merupakan proses yang esensial bagi semua
bentuk perusahaan. Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari satu
orang ke orang lain melalui pos, telepon, teleprinter, jasa kurir, atau sarana
lainnya. Istilah komunikasi harus ditafsirkan secara luas dan tidak ditanggapi
sebagai hanya menyertakan hal-hal yang nyata seperti surat dan pembicaraan
telepon dan untuk orang diluar perusahaan; istilah ini juga mencukupi
pengiriman memorandum, laporan, instruksi, faktur, pesanan, estimasi, gambar,
dan bahkan stampel.
Orang
yang melakukan komunikasi disebut komunikator. Orang yang mampu berkomunikasi
secara efektif diebut komunikatif. Orang yang komunikatif ialah orang yang
mampu menyampakan informasi atau pesan kepada orang lain, baik langsung maupun
tidak langsung, secara tertulis, lisan, maupun bahasa nonverbal sehingga orang
lain dapat menerima informasi (pesan) sesuai dengan harapan si pemberi
informasi (pesan). Sebaliknya.ia mampu menerima informasi atau pesan orang lain
yang disampaikan kepadanya. Baik langsung maupun tidak langsung, secara
tertulis, lisan, maupun bahasa nonverbal.
B.
Tujuan Komunikasi
Tujuan dan manfaat komunikasi adalah sebagai sarana
untuk: (1) meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan sosial, (2)
menyampaikan dan atau menerima informasi, (3) Menyampaikan dan menjawab
pertanyan, (4) mengubah prilaku (pola pikir, perasaan, dan tindakan) melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, (5) mengubah keadaan
sosial, (6) saran untuk menyampaikan perintah, pengarahan, pengendalian,
pengkoordinasian, pengambilan keputusan, negosiasi, dan pelaporan.
C.
Prinsip-prinsip Komunikasi
Komunikasi
berlangsung di antara pikiran satu orang dan pikiran orang lain
Komunikasi hanya dapat terjadi antarmanusia. Komunikasi
yang paling efektif berlangsung diantara orang-orang yang berkepentingan, secara
beremuka, ketika pembicaraan ditambah dengan gerak isyarat dan ekspresi wajah.
Segera dapat dilihat apakah yang dikatakan telah dimengerti, dan penjelasan
lebih lanjut dapat diberikan apabila perlu. Beberapa organisasi mengambil langkah-langkah positif untuk
membentuk hubungan pribadi di antara para anggota staf mereka dan anggota para
pensuplay mereka, pelanggan, dan kontak regular lain; korespondensi formal
antar orang yang tidak saling mengenal dapat sangat memboroskan waktu dan
mahal.
Orang hanya dapat mengerti satu hal dengan mengkaitkannya dengan
sesuatu yang lain yang sudah dimengerti
Sudah menjadi sifat manusia bahwa mereka hanya dapat memahami
gagasan baru dengan mengkaitkannya dengan pengetahuan yang sudah ada. Ini
adalah basis bagi pendidikan dan juga merupakan basis bagi komunikkasi yang
efektif. Entah berbicara atau menulis, kita perlu menyadari apa yang sudah
diketahui oleh orang yang kita tuju. Penggunaan istilah teknis dari jargon
departemen harus dibatasi hanya pada orang yang sudah mengerti istilah-istilah
bersangkutan.
Komunikator wajib membuat dirinya dimengerti
Tidak ada gunanya menyalahkan
penerima suatu komunikasi bila ia tidak mengeri apa yang dimaksud. Alasan tidak
adanya pengertian ini adalah karena pembicara atau penulis tidak memilih
kata-katanya dengan benar, atau belum memberikan penjelasan yang memadai.
Orang
yang tidak mengerti wajib meminta penjelasan
Bila
komunikasi yang diterima tidak dimengerti, tidak ada gunanya bila hanya
menyalahkan pihak lain- atau menerka apa yang dimaksud. Sebaiknya kita
menanyakan apa yang belum kita pahami kepada orang yang memberikan informasi.
Memilih
sarana
Didalam kantor,
mayoritasnkomunikasi bersifat rutin dan dapat klasifikasikan menurut
tujuan yang lainnya. Manajer kantor harus mempertimbangkan stiap kelas dan
menetapkan instruksi mengenai sarana
yang harus digunakan. Dalam hal ini terdapat tujuh faktor yang harus
dipertimbangkan:
v Kecepatan Seberapa urgen komunikasi bersangkutan
v Keakuratan Apakah informasi akan diterima secara akurat bila angka diucapkan
lewat telepon ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam mendengar
v Keamanan Apakah ada risiko kehilangan komunikasi dalam perjalanan? Bila
dokumen legal yang penting harus dikirim lewat pos lebih bijaksana bila dokumen
itu dikirim lewat pos tercatat.
v Kerahasiaan Apakah menjadi masalah bila orang yang tidak berhak mengetahui, mengetehui informasi yang dikomunikaskan?
v Rekaman Apakah perlu bahwa komunikasi bersangkutan harus dalam bentuk
tertulis utuk tujuan perekaman
v Kesan Apakah komunikasi tersebut berbentuk sedemikian rupamuntuk
menghasilakan reaksi yang diharapkan dari orang yang menerimanya?
v Biaya Semua unsur biaya harus dipertimbangkan. Proporsi biaya yang lebih
besar biasanya terletak pada tahap persiapan ketimbang tahap pengiriman.
Tak satupun
dari ketujuh faktor tersebut dapat dikatakan lebih penting dari pada yang
lainnya dan semua harus diberi penekanan yang sesuai menurut keadaan.
D.
Proses Komunikasi
Unsur-unsur dalam proses komunikasi
antara lain (1) pengirim pesan (sender) atau komunikator dan materi (isi)
pesan, (2) bahasa psan (coding), (3) media, (4) mengartikan psan (decoding),
(5) penerima pesan (komunikan), (6) balikan (repon si penerima pesan), (7)
gangguan yang menghambat komunikasi.
Pengirim pesan adalah orang yang
mempunyai satu paket idea untuk disampaikan kepada orang lain dengan harapan
pesannya dapat dipahami oleh penerima pesan sesuai dengan yang dimaksud. Materi
pesan dapat berupa informasi, ajakan, rencana kerja, pertanyaan, dan tanggapan.
Bahasa pesan bertujuan untuk
menyingkat pola pikir pengirim pesan kebentuk bahasa, kode, atau lambang
lainnya sehingga pesannya dapat dipaham orang lain. Biasanya leader atau
manajer menyampaikan pesannya dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan
(bahasa tubuh). Tujuan penyampaian pesan ini adalah untuk mengajak, membujuk,
mengubah sikap atau prilaku, kearah tujuan tertentu.
Pemilihan media dipengaruhi isi
pesan yang harusdisampaikan, jumlah penerima pesan, situasi, dan sebagainya.
Media yang dapat digunakan antara lain, telepon, radio, TV, mikrofon, memo,
surat, komputer, internet, foto, papan pengumuman, pertemuan,
lokakarya,seminar, rapat kerja, penerbitan, dan sebagainya. Setelah pesan
diterima melalui indera, maka si penerima pesan harus dapat mengartikan bahasa
isyarat sesuai dengan isi pesan yang dimaksud. Penerima pesan ialah orang yang
dapat memahami pesan si pengirim walaupun dalam bentuk sandi tanpa mengurangi
arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan.
Balikan adalah isyarat atau
tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan ke pengirim pesan dalam bentuk
verbal maunpun non verbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak pernah
mengetahui dengan pasti apakah pesannya dapat diterima sesuai dengan yang
diharapkan. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan dan atau orang laon bkan
penerima pesan. Dalam umpan balik terjadi komunikasi dua arah. Komunikasi ini
perlu terjadi untuk menghindari kesalah pahaman (miskommunikation) sehingga
dapat diketahui bahwa si penerima pesan sudah benar-benar memahami pesan.
Gangguan ialah hal-hal yang
merintangi atau menghambat komunikasi dan merusak konsentrasi sehinggapenerima
pesan salah menafsirkannya. Gangguan bukan merupakan bagian dari proses
komunikasi, tetapi mempunyai pengaruh terhadap proses komunikasi.
E.
Macam-macam Komunikasi
Komunikasi lisan atau oral
Bentuk paling lazim dari komunikasi
oral tentu saja adalah percakapanlangsung diantara dua orang. Acap kali cara
tercepat dan terbaik untuk menjamin kerjasama adalah dengan membicarakan
personaldengan orang yang berkepentingan. Bila beberapa orang terlibat, rapat
mungkin merupakan sarana terbaik untuk berkomunikasi. Manfaat komunikasi lisan
memang besar manfaaatnya entah secara bersemuka atau lewat telepon, tetapi acap
alikomunikasikomunikas tertulis diperlukan atau lebih mudah. Komunikasi lisan
maupun tulis sama-sama bermanfaat. Metode tertulis, yang biasanya lebih mahal,
harus digunakan hanya bila ada alasan untuk melakukannya.
Komunikasi tertulis
Kebanyakan komunikasi tertulis
dibuat dengan diketik dan mesin yang tersedia diuraikan di bawah ini.
Pengetikan, dibandingkan dengan tulisan tangan, lebih cepat dan hasilnya lebih
mudah dibaca. Namun tulisan tangan tidak diangap sebagai sesuatu yagn usang.
Formulir diisi dan memorandum anterdepartemen ditulis sebagai operasi yang ada
hubungannya dengan pekerjaan utama juru tulis yang bukan merupakan juru ketik
asli.
F.
Masalah Dan Penghalang Komunikasi
Hal-hal berikut ini mencakupi sebagian besar unsur di dalam sistem
komunikasi yang salah:
v Tidak adanya
sasaran yang jelas, kata-kata yang samar, tidak tepat, menghilangkan informasi
yang diperlukan.
v Organisasi yang
keliru seperti tidak adanya definisi tanggung jawab, garis komando yang terlalu
panjang dan rentang kendali yang terlalu lebar.
v Penggunaan
jargon teknis, terutama dalam bidang spesialisasi yang baru misalnya komputer.
v Atmosfer atau
lingkungannya mungkin tidak normal, dan komentar spontan tanpa maksud apa-apa
dapat ditafsirkan secara keliru.
v Kelalaian bawahan untuk menilai secara
akurat apa yang harus ada di dalam laporan kepada atasan atau kegagalan
komunikasi sama sekali.
v Bila tiap intruksi tidak tertulis, orang
dapat memanfaatkan hal ini dan tidak mengerjakan apa-apa, dengan menggunakannya
sebagai alasan untuk tidak menggunakan inisiatif mereka.
v Tidak adanya peluang informal atau
formal merupakan penghalang untuk komunikasi ke atas, dan perasaan tidak
diungkapkan. Manajemen mempunyai lebih banyak cara untuk berkomunikasi
dibanding pekerja, yang kerap hanya memiliki serikat pekerja, yang umumnya
membatasi kegiatannya hanya pada masalah upah dan keluhan.
v Perbedaan
persepsi akibat latar belakang yang berbeda.
v Terjemahan yang
salah.
v Kegaduhan.
v Reaksi
emosional seperti terlalu bertahan (depensif) atau terlalu menyerang (agresif).
v Gangguan fisik
(gagap, buta, tuli).
v Semantik, yaitu
pesan bermakna ganda.
v Belum berbudaya
baca dan tulis, serta budaya diam.
v Kecurigaan.
v Teknik bertanya
dan teknik menjawab yang buruk.
v Tidak jujur dan
tertutup.
v Kurang
menguasai materi dan kurang persiapan.
v Kurang dewasa
dan kurang respek.
v Kebiasaan
menjadi pembicara dan pendengar yang buruk.
G. Teknik Berkomunikasi Secara Efektif
Untuk
menjadi komunikator dan komunikan yang baik, atasilah hambatan-hambatan
komunikasi tersebut. Disamping itu, jadilah (1) pendengar yang baik, (2)
pembicara yang efektif, (3) pembaca yang baik, (4) penulis yang baik, (5)
pembelajar yang baik, dan (6) pembimbing yang baik.
Verma
(1996) memberikan cara untuk menjadi
pendengar yang baik adalah jdilah ACTIVE LISTEN, Yaitu kepanjangan dari:
Attention (penuh
perhatian)
Concerrn (tertarik)
Timing (pilih waktu
yang tepat)
Involvement (merasa turut
terlibat)
Vokal tones (irama suara)
Eyes contact (adakan kontak
mata)
Look (lihat bahasa tubuh)
Interest (tunjukan
minat)
Summarize (singkat atau
intisari)
Terriroty (batasi
hal-hal penting)
Empathy ( penuh
perasaan)
Nod (mengangguklah)
Bahasa Tubuh
|
Interpretasi
|
Menunjuk
|
Agresif
|
Melotot
|
Tidak sopan atau menantang
|
Menggaru kepala atau muka
|
Sulit ditebak, cemas, takut risiko
|
Menggigit tangan
|
Menyesal
|
Membungkukkan badan
|
Memberi hormat
|
Mengacungkan jempol
|
Menyatakan bagus, benar, baik, indah
|
Mengacungkan kelingking
|
Jelek, salah, buruk, tidak baik
|
Menganggukkan kepala
|
Setuju, sudah paham
|
Mengepalkan tangan
|
Mengancam berkelahi
|
Menggelengkan kepala
|
Tidak
|
Melambaikan tangan
|
Memanggil
|
Mengerutkan dahi
|
Berpikir, serius
|
Menyalami
|
Menyampaikan ucapan selamat, berduka cita
|
Menyalami sambil memeluk
|
Keakraban, rindu
|
Merengut
|
Marah, kecewa, benci
|
Membuang muka atau memalingkan muka
|
Sombong, memutus hubungan, benci
|
Meneteskan air mata
|
Sedih, terharu, kecewa, bahagia
|
Sebagai
pembicara yang baik (Verma, 1996) harus memenuhi tiga langkah (1) pendahuluan
(katakan apa yang akan di katakan), (2) menerangkan (menjelaskan sesuatu), dan
(3) ringkasan (sampaikan inti yang telah anda katakan tadi). Untuk menjadi
pembicara yang selalu menarik, gunakan prinsip BASIS, yaitu sesuatu yang Baru,
dapat dan pernah di Aplikasikan, Sederhana (tidak berbelit-belit, mudah di
mengerti orang), menggunakan Intonasi yang tepat, dan Simpulkan.
Meharabian
memberikan rumus komunikasi sebagai berikut.
Pengaruh
pesan keseluruhan = kata-kata (7%) + nada suara (38%) + mimik wajah (55%)
H.
Praktik Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari dapat
kita saksikan bersama bahwa manusia Indonesia belum berbudaya tulis dan baca.
Kita tidak senang menulis karena lebih senang berbicara. Sebagai contoh, ketika
kita bertamu ke tempat seseorang, tetapi tidak bertemu padahal di pintu sudah
tersedia kertas untuk menulis pesan, kita jarang menuliskan pesan bahwa kita
sudah datang ke rumahnya. Demikian juga dalam menulis karya ilmiah. Beberapa
penyebab, diantaranya ialah (1) menulis memerlukan keterampilan khusus, (2)
keterampilan khusus akan terwujud kalau banyak berlatih, tetapi umumnya orang
malas berlatih, (3) masih banyak pihak-pihak yang belum bisa menghargai karya
ilmiah selayaknya sehingga menjadi penulis tidak menjanjikan masa depan yang
lebih baik, dan (4) karya ilmiah bebas di fotocopy orang yang membutuhkannya
sehingga buku aslinya tidak laku dijual, dan (5) tidak ada penghargaan stasiun
TV terhadap karya ilmiah terbaik seperti halnya Indonesia Idol dan Dangdut
Academy. Schwitzer (Tilaar,1996:22) menyatakan komunikasi antar ahli terputus
karena ahli bangga dengan kesombongannya.
2. NEGOSIASI
Manajer
pendidikan tidak dapat melepaskan keterkaitannya dengan pihak-pihak yang turut
bertanggung jawab terhadap pendidikan, yaitu keluarga, masyarakat, sekolah, dan
pemerintah. Untuk mendapatkan dukungan pihak lain dalam mengelola sekolah,
manajer sekolah harus melakukan
negosiasi. Manajer pendidikan perlu bernegosiasi untuk mendapatkan kesepakatan
dalam pemecahan masalah bersama dengan prinsip saling menguntungkan atau win-win
solution, terutama ketika rapat negosiasi
dengan stakeholders pendidikan khususnya komite sekolah.
Jika
negosiasi telah dilakukan maka akan terjadi dua kemungkinan :
1. Kesepakatan.
2. Konflik.
Konflik
adalah sesuatu yang tidak dapat di hindarkan, baik dengan organisasi lain, di
dalam organisasi sendiri, maupun dengan hati nurani sendiri akibat adanya
perbedaan kepentingan. Konflik yang berkepanjangan akhirnya dapat menimbulkan
stres di kalangan yang berkonflik. Untuk mengatasi konflik, maka dilakukan
negosiasi. Konflik dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif.
A.
PENGERTIAN NEGOSIASI
Negosiasi
menurut Hendarman dan Srie Haryati
Martono (2002) adalah serangkaian diskusi antarindividu atau kelompok dengan
latar belakang yang berbeda untuk mendapatkan kesepakatan. Negosiasi ialah
proses penyusunan bersama suatu program untuk mencapai tujuan yang saling
menguntungkan. Negosiasi ialah proses interaksi dua pihak atau lebih yang
masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda, tetapi mereka berusaha melalui
argumentasi dan persuasi untuk mencari jalan keluar yang disepakati bersama.
Negosiasi ialah suatu metode untuk mencapai perjanjian secara kooperatif atau
kompetitif. Negosiasi ialah proses tawar-menawar melalui perundingan untuk
mencapai kesepakatan bersama. Negosiasi ialah proses penyelesaian pertikaian
secara damai oleh pihak-pihak yang bertikai melalui perundingan.
Berdasarkan beberapa definisi negosiasi di atas, dapat disimpulkan
bahwa negosiasi ialah proses perundingan dua pihak atau lebih untuk mendapatkan
kesepakatan.
B. MANFAAT NEGOSIASI
Negosiasi bermanfaat untuk:
a)
mendapatkan keefektifan dan
efisiensi dalam mencapai tujuan.
b)
kesepakatan bersama saling menguntungkan (simbiosis mutualisme).
c)
Menjembatani perbedaan pandangan mereka yang bernegosiasi sehingga
mengurangi, bahkan dapat mencegah konflik.
d)
menyepakati tujuan bersama, metode mencapai tujuan bersama yang
belum jelas.
C. MACAM NEGOSIASI
Negosiasi terdiri atas dua macam, yaitu :
1.
Kompetitif atau distributif adalah suatu negosiasi yang
menghasilkan ada pihak yang kalah dan ada pihak yang menang.
2.
Kooperatif atau integratif, yaitu negosiasi yang menghasilkan
kemenangan (keuntungan) untuk pihak-pihak yang bernegosiasi.
Negosiasi dapat terjadi dalam empat macam :
a)
Saya kalah, anda kalah.
b)
Saya menang, anda kalah.
c)
Saya kalah, anda menang.
d)
Saya menang, anda menang.
Kejadian nomor empat merupakan hasil
negosiasi terbaik. Sebab, “untuk apa kita menang di atas penderitaan orang
lain?” jika kita menang dalam bernegosiasi, orang lain kalah, artinya orang
yang kalah itu merasa dianiaya atau dizalimi. Jika sama-sama kalah juga tidak memberikan
manfaat bagi mereka yang berunding. Perbedaan antara negosiasi kompetitif dan
kooperatif dapat dilihat dalam tabel berikut.
No.
|
Negosiasi
Kompetitif
|
Negosiasi
Kooperatif
|
1.
|
Ada pihak yang kalah (di rugikan).
|
Semua pihak menang (saling menguntungkan).
|
2.
|
Minat kedua pihak bertentangan.
|
Minat kedua pihak ada kesamaan.
|
3.
|
Strategi pemaksaan kehendak.
|
Strategi saling menghargai
kehendak.
|
4
|
Individualitas.
|
Kerja sama.
|
D. TEKNIK
BERNEGOSIASI MENANG-MENANG
Teknik untuk melakukan negosiasi yang
menghasilkan menang-menang sebagai berikut.
1.
Arahkan diri anda untuk menciptakan negosiasi menang-menang.
2.
Rencanakan dan miliki
strategi yang konkret ( yakin rencana dan strategi itu penting).
3.
Kenali BATNA (Best Alternative to a Negotiated Alternative) anda.
4.
Pisahkan pihak yang diajak bernegosiasi dengan masalah pribadi
(mengendalikan emosi).
5.
Fokuskan diri anda pada minat, bukan posisi anda.
6.
Ciptakan alternatif-alternatif yang saling menguntungkan (dengan
memahami orang lain, nilai-nilai, dan cara pandang orang lain).
7.
Cari berbagai kemungkinan sebelum mengambil keputusan.
8.
Pusatkan perhatian selama proses negosiasi.
9.
Terapkan teori komunikasi yang efektif.
10.
Esensi dari negosiasi adalah kesepakatan. (Antonim, 2002).
Langkah-langkah untuk mendapatkan
kesepakatan dalam bernegosiasi menurut Mills (1995) adalah RESPECT yang
uraiannya pada tabel berikut.
No.
|
Langkah
|
kegiatan
|
1.
|
R (Ready) = menyiapkan diri.
|
1.
Mengembangkan alternatif terbaik untuk disepakati dalam bernegosiasi.
2.
Mengidentifikasi kepentingan sendiri.
3.
Mengidentifikasi kepentingan pihak lain.
4.
Mendaftar, memringkat, menilai isu-isunya.
5.
Mengadakan konsultasi dengan pihak lain.
6.
Menentukan batas wewenang dan agenda kerja.
7.
Menentukan tawaran pertama.
8.
Memilih anggota tim, waktu, dan tempat bernegosiasi.
9.
Merencanakan dan memilih taktik yang tepat.
|
2.
|
E (Explore) = menjajagi kebutuhan
satu sama lain.
|
1.
Mengkomunikasikan posisi diri dan lawan.
2.
Mengajukan pertanyaan tertutup dan tidak destruktif.
3.
Merefleksikan perasaan pihak lain.
4.
Menciptakan iklim nonverbal yang positif dan terbuka.
5.
Mengungkapkan pembicaraan secara jelas dan percaya diri dengan
bahasa yang asertif.
|
3.
|
S (Signal) = mengisyaratkan untuk
melangkah
|
1.
Menjadi pendengar yang baik.
2.
Membalas isyarat yang diterima.
3.
Mengulangi isyarat yang tidak lengkap.
|
4.
|
P (Probe) = mencermati
usulan-usulan
|
1.
Menggunakan usulan penentuan prioritas.
2.
Mengemukakan persyaratan diri sendiri.
3.
Menghindari dan penolakan usul.
4.
Mengemas usulan agar dapat diterima.
|
5.
|
E (Exchange) = mempertukarkan konsesi
|
1.
Menegaskan isu-isu secara menyeluruh.
2.
Melakukan penawaran tinggi untuk “menjual” dan penawaran rendah
untuk “membeli” secara realistis.
3.
Menghindari konsesi besar terlebih dahulu, namun mendukung semua
konsesi dengan alasan yang tepat.
4.
Mengubah isu jika ditemui jalan buntu.
|
6.
|
C (Close) = menutup transaksi
|
1.
Menentukan waktu dan titik batas terjadinya tawar-menawar.
2.
Mempertimbangkan penggantian negosiator atau menggunakan mediator
jika terjadi kebuntuan.
3.
Melakukan verifikasi terhadap yang sudah disepakati.
4.
Menuangkan perjanjian tertulis.
|
7.
|
T (Tie Up) = mengikat ujung-ujung
yang tepat
|
1.
Memperkirakan perbedaan di masa yang akan datang.
2.
Meninjau hasil.
|
E. PRAKTIK NEGOSIASI
Husaini Usman (1997:19) menyatakan
bahwa rendahnya negosiasi pendidikan ditunjukkan oleh kurang berhasilnya
manajer pendidikan mengajak dan bersepakat dengan pengusaha di dunia usaha dan
industri serta pihak pemerintah, dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja di daerah-daerah untuk bermitra dengan dunia
usaha dan industri dengan prinsip saling menguntungkan. Dunia pendidikan
dihadapkan pada peluang sekaligus tantangan untuk menghasilkan lulusan yang
terampil bernegosiasi menang-menang dalam kompetisi yang semakin ketat di pasar
APEC tahun 2010 dan di pasar bebas pada tahun 2020 nanti. Jika bangsa kita
tidak pandai bernegosiasi, secara hipotetik maka kita akan kalah dengan bangsa
lain, bahkan mungkin kita menjadi kuli di negara sendiri. Modal utama agar
negosiasi dapat berhasil adalah keterampilan berkomunikasi.
The Complete Guide To Baccarat - Wilbur County Library
BalasHapusThe งานออนไลน์ best way to play Baccarat on a budget board game. 바카라 사이트 There's a lot of Baccarat tables in this area, but there are also download youtube videos several table games.